Meski sudah lama ingin bercerai dari suaminya, namun baru sekarang Jubaidah bertekad mewujudkannya. Tragisnya, keteguhan hati itu harus melewati proses panjang dengan pengorbanan yang sungguh tidak terkira. Jubaidah yang kini berusia 38 tahun ini harus mengalami penyiksaan selama bertahun-tahun yang dilakukan Burhanudin (45).
\r\n
Suami jahat dan pengangguran itu kini jadi buronan polisi setelah Jubaidah melaporkan perbuatan sadisnya ke Polsekta Samarinda Utara. Ketika Kaltim Post mengunjungi kediaman kakak sepupu Jubaidah, M Taufik, di Jl Kemakmuran Gg KNPI No 81 Samarinda, tempat Jubaidah menginap selama kasus ini diproses polisi sejak Minggu (7/9), Jubaidah tampak masih tertekan.
\r\n
Luka lebam di mata kanannya seolah mempertegas kesengsaraan yang dialaminya sejak menikah dengan Burhanudin 10 tahun lalu. “Dia mengaku sering dipukuli. Bahkan ketika anaknya yang pertama lahir, Burhanudin tetap memukulinya,” ujar Taufik, mengartikan bahasa isyarat Jubaidah. Harian ini memang tak bisa berkomunikasi langsung dengan Jubaidah. Penyiksaan yang dilakukan Burhanudin mengakibatkan Jubaidah bisu. Jubaidah dikaruniai seorang anak laki-laki buah perkawinannya dengan Burhanudin, yaitu Ilham Budiman (10).
\r\n
Menurut Ilham, ia pun sering dipukuli Burhanudin bila sedang kesal. “Dipukul di tangan, kaki dan kepala,” ujar bocah ini. Ia mengaku sering melihat ibunya dipukuli Burhanudin. Sebenarnya, sejak 2006 lalu bisa saja Jubaidah menghentikan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialaminya, dengan menggugat cerai Burhanudin. Pasalnya, saat itu Burhanudin sempat ditahan polisi 4 hari karena memukulinya. Jubaidah memang melaporkan ulah suaminya ke Polsekta Samarinda Utara. “Namun entah mengapa Jubaidah mencabut laporannya.
\r\n
Akhirnya, bukan saja tidak jadi dipenjara, mereka malah rujuk kembali ketika Burhanudin bebas,” ujar Taufik. Burhanudin juga tak pernah memberikan penghasilan untuk Jubaidah dan seorang anaknya. Wanita malang ini pun terpaksa berjualan bakso, agar bisa menyekolahkan Ilham di SDN 033 Sungai Kapih. “Justru Burhanuddin yang selalu meminta uang dari Jubaidah. Kalau Jubaidah tidak memberi, pasti dipukuli. Padahal, dari cerita tetangganya, uang itu untuk berjudi dan mabuk-mabukan,” sebut Taufik.
\r\n
Ketika pembicaraan menuju ke arah kekerasan yang dialaminya, Jubaidah tampak sedih. Tak jarang matanya terlihat menerawang. Menurut Taufik, sepintas Burhanudin terlihat sebagai orang yang penyayang, terutama pada Jubaidah. Tak sekalipun ia membayangkan ternyata Jubaidah sering menjadi bulan-bulanan amukannya. “Kalau yang kami tahu, Burhanudin itu orangnya baik dan ramah. Bahkan sama saya sikapnya sangat baik. Memang, saya sempat mendengar Jubaidah sering dipukulinya.
\r\n
Tapi saya diamkan, karena tak mau ikut campur rumah tangga mereka,” katanya. Selain itu, menurut keterangan Taufik, Jubaidah juga selalu menyimpan rapat-rapat kekerasan yang dialaminya. “Kalau bukan karena tetangganya yang bercerita, kami keluarganya tak mungkin tahu,” tambahnya. Kini, Jubaidah berharap bisa melanjutkan hidupnya berdua dengan anaknya. Ketika ditanya apakah dia mau kembali rujuk dengan suaminya, Jubaidah menggeleng keras. “Dia tidak mau.
\r\n
Bahkan, Jubaidah dan kami ingin Burhanudin segera dipenjara sesuai perbuatannya,” ujar Taufik diiringi anggukan Jubaidah. Sementara, hingga kemarin Burhanudin belum juga ditemukan. Kapolsekta Samarinda Utara AKP Andrias Susanto Nugroho SIK, melalui Kanit Reskrim Ipda Widho Anriano mengatakan, Burhanudin kabur saat akan diamankan polisi dari rumahnya di Jalan Sultan Alimuddin. “Dia buron. Kami akan terus mengejarnya,” ujarnya kemarin
SUMBER : METRO BALIKPAPAN